e-LKPD WebAR Nepenthes
e-LKPD dengan Model Inkuiri Terbimbing Berbantu Web Augmented Reality Materi Keanekaragaman Hayati Berbasis Variasi Nepenthes
untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis dan Ketrampilan Psikomotorik Peserta Didik








Web AR
- Augmented Reality (AR)
- Integrasi Dunia Nyata dan Digital: AR mengintegrasikan elemen-elemen digital ke dalam lingkungan fisik pengguna. Ini berbeda dengan Virtual Reality (VR), di mana pengguna sepenuhnya terbenam dalam dunia virtual yang dibuat sepenuhnya.
- Pengenalan Objek: Teknologi AR seringkali memerlukan perangkat keras seperti kamera, sensor, dan perangkat mobile (misalnya, smartphone atau tablet) untuk mengenali objek atau tempat tertentu dalam dunia nyata. Ini memungkinkan elemen-elemen digital untuk "menempel" pada objek tersebut.
- Aplikasi yang Beragam: AR memiliki berbagai aplikasi, termasuk dalam industri gaming (seperti Pokemon Go), pendidikan (membuat pembelajaran interaktif), periklanan (menyediakan informasi tambahan tentang produk), perawatan kesehatan (panduan bedah), arsitektur (visualisasi desain), dan banyak lagi.
- Perkembangan Teknologi: Teknologi AR terus berkembang. Awalnya, AR terbatas pada perangkat khusus seperti kacamata AR, seperti Microsoft HoloLens, tetapi sekarang juga tersedia di perangkat mobile yang lebih umum seperti smartphone dan tablet.
- Marker-based dan Markerless AR: Ada dua jenis utama AR. Marker-based AR menggunakan "marker" seperti gambar atau kode QR untuk mengenali objek dan menambahkan elemen AR ke atasnya. Sementara markerless AR menggunakan teknologi seperti pengenalan objek atau penandaan geografis untuk menempatkan elemen AR dalam konteks dunia nyata.
- Potensi Masa Depan: AR memiliki potensi besar dalam berbagai industri. Ini dapat digunakan untuk pendidikan, pelatihan pekerja, perawatan medis jarak jauh, pemandu wisata virtual, dan bahkan dalam pengembangan mobil otonom.
- Tantangan: Meskipun AR menjanjikan banyak potensi, masih ada beberapa tantangan teknis dan etika yang perlu diatasi, seperti privasi data, penggunaan yang aman, dan masalah sosial terkait dengan ketergantungan pada teknologi.
- Web AR
- Aksesibilitas: Salah satu keunggulan utama Web AR adalah aksesibilitasnya yang lebih besar. Pengguna dapat mengalami AR melalui perangkat mereka dengan hanya membuka browser web, tanpa harus mencari, mengunduh, dan menginstal aplikasi khusus AR. Hal ini membuat teknologi AR lebih mudah diakses oleh pengguna yang mungkin tidak memiliki pengetahuan teknis khusus atau perangkat keras yang mendukung.
- Kemudahan Implementasi: Pengembang web dapat mengintegrasikan Web AR ke dalam situs web mereka dengan relatif mudah menggunakan bahasa pemrograman web seperti HTML, CSS, dan JavaScript. Ini membuatnya lebih mudah dan murah untuk mengembangkan konten AR di web dibandingkan dengan pengembangan aplikasi AR berbasis perangkat mobile.
- Interaktivitas: Web AR memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan objek virtual atau informasi tambahan di dunia nyata mereka melalui perangkat kamera ponsel atau webcam komputer. Contohnya termasuk menghadirkan produk dalam format 3D untuk melihatnya dari berbagai sudut, menampilkan informasi tambahan tentang objek yang dilihat melalui AR, atau bahkan bermain game AR di dalam browser.
- Cross-platform: Web AR dapat diakses di berbagai perangkat, termasuk komputer desktop, laptop, smartphone, dan tablet. Ini membuatnya lebih mudah bagi pengembang untuk menciptakan pengalaman AR yang dapat diakses oleh sebanyak mungkin pengguna.
- Kecepatan dan Kualitas: Kinerja Web AR semakin meningkat seiring dengan peningkatan teknologi peramban web dan perangkat keras. Kecepatan dan kualitas pengalaman AR melalui web semakin mendekati pengalaman yang ditemukan dalam aplikasi AR khusus.
- Penggunaan dalam Berbagai Konteks: Web AR dapat digunakan dalam berbagai konteks, seperti periklanan interaktif, e-commerce (contohnya, melihat produk dalam AR sebelum membelinya), pendidikan (misalnya, presentasi interaktif), wisata virtual, pelatihan, dan banyak lagi.
- Tantangan: Meskipun Web AR memiliki potensi besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, termasuk kompatibilitas peramban web yang berbeda, keterbatasan perangkat keras pada beberapa perangkat, dan masalah privasi yang mungkin timbul saat mengakses kamera dan sensor pada perangkat.
- Teknologi pendukung
- Blender Sumber : https://blender.org
- A-Frame sumber: https://aframe.io/
- Pendekatan HTML: Salah satu fitur utama A-Frame adalah penggunaan HTML sebagai markup language untuk membuat pengalaman VR dan AR. Ini membuatnya lebih mudah dipahami dan diadopsi oleh pengembang web yang sudah akrab dengan HTML.
- Kustomisasi dan Komponen: A-Frame memiliki sejumlah komponen bawaan yang memungkinkan pengembang untuk dengan mudah menambahkan objek 3D, animasi, interaktivitas, suara, dan banyak lagi ke dalam pengalaman VR atau AR. Selain itu, pengembang dapat membuat komponen-komponen khusus mereka sendiri untuk menyesuaikan pengalaman sesuai kebutuhan.
- Cross-platform: Pengalaman yang dibuat dengan A-Frame dapat diakses di berbagai perangkat dan peramban web yang mendukung WebGL. Ini termasuk perangkat komputer, smartphone, tablet, dan perangkat VR seperti Oculus Rift dan HTC Vive.
- Integrasi Web AR: A-Frame juga mendukung integrasi dengan Web AR melalui berbagai komponen yang memungkinkan penggunaan kamera perangkat mobile atau webcam komputer untuk memasukkan objek virtual ke dalam dunia nyata.
- Open Source: A-Frame adalah proyek open source yang aktif dikembangkan oleh komunitas. Ini berarti bahwa pengembang dapat berkontribusi pada pengembangan A-Frame atau menggunakannya secara bebas.
- AR.js sumber: https://github.com/AR-js-org/AR.js
- Pendekatan Marker-based AR: AR.js terutama fokus pada AR berbasis marker. Ini berarti AR.js menggunakan marker, yang dapat berupa gambar atau pola yang khusus diidentifikasi oleh kamera, sebagai titik awal untuk menampilkan objek AR. Ketika kamera melihat marker tersebut, objek AR akan muncul di atasnya atau mengikuti posisi dan orientasi marker.
- Open Source dan Gratis: AR.js adalah proyek open source, yang berarti bahwa kode sumbernya dapat diakses oleh siapa saja secara gratis. Hal ini memungkinkan pengembang untuk menggunakannya, memodifikasinya, atau berkontribusi pada pengembangan proyek ini.
- Web-Based: AR.js dikembangkan untuk web, sehingga pengalaman AR yang dibuat menggunakan kerangka kerja ini dapat diakses melalui browser web tanpa perlu mengunduh atau menginstal aplikasi khusus. Ini meningkatkan aksesibilitas dan memungkinkan lebih banyak orang untuk mengalami AR.
- Dukungan untuk Berbagai Marker: AR.js mendukung berbagai jenis marker, termasuk marker persegi panjang, marker Hiro, marker kanji, dan sebagainya. Anda dapat membuat marker khusus sendiri atau menggunakan marker yang sudah ada.
- Dukungan untuk Beberapa Browser: AR.js kompatibel dengan berbagai peramban web, termasuk Chrome, Firefox, Safari, dan peramban lainnya yang mendukung teknologi WebGL. Hal ini memastikan bahwa pengguna dengan berbagai perangkat dan peramban dapat mengakses pengalaman AR.
- Integrasi dengan Three.js: AR.js dibangun di atas kerangka kerja Three.js, yang merupakan salah satu kerangka kerja 3D paling populer untuk web. Ini memungkinkan pengembang untuk menggabungkan dengan mudah elemen-elemen 3D ke dalam pengalaman AR yang mereka buat.
- Komunitas Pengembang: AR.js memiliki komunitas pengembang yang aktif, yang berarti bahwa pengembang dapat berkolaborasi dengan orang lain, berbagi pengetahuan, dan mencari bantuan jika diperlukan.
- Penggunaan yang Beragam: AR.js dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk edukasi, periklanan interaktif, hiburan, pelatihan, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi. Penggunaan AR.js hanya dibatasi oleh imajinasi dan kreativitas pengembang.
- Google Model Viewer Sumber : https://modelviewer.dev/
- Tampilan Model 3D: Google Model Viewer memungkinkan pengguna untuk melihat model 3D dengan berbagai kontrol, seperti zoom in dan out, rotasi, dan pemilihan bagian tertentu dari model. Ini memungkinkan pengalaman yang lebih interaktif ketika pengguna ingin memeriksa model 3D dari berbagai sudut.
- Kompatibilitas Cross-platform: Google Model Viewer dirancang untuk bekerja di berbagai peramban web yang mendukung teknologi WebGL, termasuk Chrome, Firefox, Safari, dan Edge. Ini memastikan bahwa model 3D dapat diakses oleh sebanyak mungkin pengguna.
- Dukungan Augmented Reality: Salah satu fitur menarik dari Google Model Viewer adalah kemampuannya untuk berintegrasi dengan teknologi Web AR. Ini memungkinkan pengguna untuk "memasang" model 3D ke dalam dunia nyata mereka melalui kamera perangkat mobile atau webcam komputer.
- Format Model yang Didukung: Google Model Viewer mendukung berbagai format model 3D, termasuk glTF (GL Transmission Format) dan USDZ (Universal Scene Description). Ini memungkinkan pengembang untuk menyisipkan model 3D yang sudah ada atau menciptakan model 3D sesuai kebutuhan.
- Kustomisasi: Pengembang dapat menyesuaikan tampilan model 3D dengan berbagai opsi, termasuk pemilihan tekstur, pencahayaan, animasi, dan lainnya.
- Open Source: Google Model Viewer adalah proyek open source, yang berarti bahwa kode sumbernya dapat diakses oleh siapa saja untuk dianalisis, dikembangkan, atau digunakan secara bebas.
Augmented Reality (AR), atau Realitas Tertambah dalam bahasa Indonesia, adalah teknologi yang menggabungkan dunia nyata dengan elemen-elemen digital, seperti gambar, suara, atau objek virtual. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengalaman pengguna dengan menyediakan informasi tambahan atau interaksi yang dapat meningkatkan pemahaman atau hiburan.
Berikut ini beberapa poin penting untuk memahami Augmented Reality lebih rinci:Dengan demikian, Augmented Reality adalah teknologi yang memungkinkan kita untuk melihat dan berinteraksi dengan dunia nyata dengan tambahan informasi dan elemen digital yang dapat meningkatkan pemahaman, pendidikan, hiburan, dan produktivitas kita dalam berbagai konteks.
Web Augmented Reality (Web AR) adalah konsep yang menggabungkan teknologi Augmented Reality (AR) dengan platform web. Ini menghasilkan pengalaman AR yang dapat diakses dan digunakan melalui browser web, tanpa perlu mengunduh atau menginstal aplikasi khusus. Mari kita bahas lebih lanjut apa yang dimaksud dengan Web AR:
Dengan perkembangan teknologi web yang terus berlanjut dan kebutuhan akan pengalaman AR yang lebih mudah diakses, Web AR menjadi semakin penting. Ini membuka peluang baru bagi pengembang web dan bisnis untuk menciptakan pengalaman yang lebih interaktif dan menarik untuk pengguna web di seluruh dunia.
Penelitian ini menggunakan empat software utama untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian, yaitu : 1) Blender untuk pembuatan model tanaman tiga dimensi (3D), 2) A-Frame untuk melakukan rendering 3D pada website, 3) AR.js dan Google Model Viewer untuk memfasilitasi pembuatan pengalaman Augmented Reality (AR) di web. Lebih jelasnya diuraikan di bawah ini.
Blender merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mendukung keseluruhan alur pembuatan 3D dari proses pemodelan, rigging/perangkaan, animasi, simulasi, rendering, pengomposisian dan pelacakan gerak, bahkan pengeditan video dan pembuatan game. Pengguna tingkat lanjut menggunakan API Blender berupa pemrograman dengan skrip Python untuk menyesuaikan aplikasi dan menulis modul khusus. Blender adalah perangkat lunak gratis, bebas digunakan untuk tujuan apa pun, termasuk untuk tujuan komersial atau pendidikan. Kebebasan ini ditentukan oleh GNU General Public License (GPL) Blender.
A-Frame adalah Pustaka untuk melakukan rendering 3D pada web yang mengikuti aturan tag html, sebuah kerangka kerja (framework) web yang open source dan dikembangkan oleh Mozilla yang memungkinkan pembuatan pengalaman Web Augmented Reality (Web AR) dan Virtual Reality (VR) secara mudah melalui HTML dan JavaScript. A-Frame dirancang untuk mempermudah pengembangan konten VR dan AR di web dengan pendekatan yang serupa dengan pembuatan halaman web biasa.
Berikut beberapa poin penting tentang A-Frame:A-Frame memungkinkan pengembang web untuk dengan cepat membuat pengalaman VR dan AR yang interaktif dan menarik tanpa harus menjadi ahli dalam grafika komputer atau pemrograman 3D yang rumit. Ini telah menjadi alat yang populer dalam pengembangan konten VR dan AR di web dan telah digunakan dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan, hiburan, pelatihan, dan banyak lagi.
AR.js adalah sebuah kerangka kerja open-source yang dikembangkan untuk memfasilitasi pembuatan pengalaman Augmented Reality (AR) di web. Kerangka kerja ini dirancang untuk memungkinkan pengembang web untuk dengan mudah menciptakan pengalaman AR yang dapat diakses melalui perangkat seluler atau komputer dengan menggunakan kamera. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang AR.js:
Dengan AR.js, pengembang memiliki alat yang kuat untuk menciptakan pengalaman AR yang menarik dan interaktif di web. Ini telah menjadi salah satu kerangka kerja AR yang populer di kalangan pengembang web yang ingin memasukkan teknologi AR ke dalam proyek mereka dengan cepat dan efisien.
Google Model Viewer adalah sebuah perangkat lunak atau kerangka kerja (framework) yang dikembangkan oleh Google untuk memungkinkan integrasi dan tampilan model 3D secara interaktif dalam browser web. Ini memungkinkan pengembang web untuk dengan mudah menyisipkan model 3D ke dalam halaman web mereka menggunakan teknologi Web Augmented Reality (Web AR) atau WebGL (Web Graphics Library).
Beberapa fitur utama dari Google Model Viewer termasuk:Google Model Viewer memainkan peran penting dalam memfasilitasi pengalaman 3D yang lebih kaya di web, baik itu untuk keperluan pendidikan, periklanan interaktif, e-commerce, atau bidang lainnya di mana visualisasi 3D memiliki nilai tambah. Dengan adanya alat seperti Google Model Viewer, pengembang dapat menciptakan pengalaman web yang lebih menarik dan interaktif bagi pengguna.